Sejumlah 9 kab/kota yang rutin dilanda bencana alam kekeringan setiap tahunnya di Nusa Tenggara Barat mulai bersiap menghadapi puncak musim kemarau. Hal ini dilihat dari telah ditetapkannya status siaga darurat bencana kekeringan di semua kab/kota terdampak. Langkah ini diambil setelah 9 kab/kota tersebut, bersama dengan lembaga terkait seperti BMKG dan lainnya, melakukan pemantauan terhadap kondisi masyarakat dan meteorologi di wilayahnya akibat masuknya musim kemarau tahun 2020.
Hingga 18 Agustus 2020, tercatat 341 desa dari 75 kecamatan atau 9 kab/kota di Provinsi NTB mulai merasakan dampak kekeringan di musim kemarau tahun 2020. Dari angka tersebut didapat jumlah masyarakat yang berpotensi terdampak kekeringan adalah sebanyak 199.294 KK atau 705.691 jiwa. Bahkan di beberapa desa dilaporkan telah terjadi kelangkaan air bersih, sehingga pemerintah kab/kota saat ini sedang berupaya untuk melakukan pendistribusian air bersih ke wilayah-wilayah tersebut.
Menghadapi hal ini, pemerintah telah melakukan upaya penanganan siaga darurat kekeringan dengan rapat koordinasi, inventarisasi data warga terdampak, pendistribusian air bersih, membentuk posko penanganan darurat, serta terus menjalin koordinasi antara BPBD Provinsi, Kabupaten/Kota serta BMKG guna kesiapsiagaan menghadapi perkembangan bencana kekeringan di Nusa Tenggara Barat