Guna mencapai NTB Gemilang yang Tangguh dan Mantap melalui penguatan mitigasi bencana, Konsepsi NTB bekerjasama dengan Caritas Germany Indonesia melaksanakan lokalatih fasilitator Desa Tangguh Bencana (Destana). Adapun kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya pembentukan model pengurangan risiko bencana di Nusa Tenggara Barat dengan memanfaatkan fasilitator yang diberikan pelatihan mengenai Desa Tangguh Bencana. Kegiatan yang akan dilaksanakan selama 7 hari di Hotel Lombok Astoria ini merupakan program pelatihan 16 fasilitator Desa Tangguh Bencana yang akan diterjunkan di 4 desa percontohan yang tersebar di 4 kabupaten di pulau Lombok, yakni; desa Akar-akar Kabupaten Lombok Utara, desa Obel-obel Kabupaten Lombok Timur, desa Aik Berik Kabupaten Lombok Tengah dan desa Gelangsar di Kabupaten Lombok Barat. Selanjutnya 16 fasilitator tersebut akan dikerahkan untuk melatih 20 orang per desa dengan memperkuat pengetahuan serta kemampuan masyarakat desa tersebut dalam upaya pengurangan risiko bencana. Tak lupa fasilitator juga akan menjadi jembatan penghubung antara desa dan pemerintah khususnya BPBD Kabupaten/Kota, dimana BPBD akan dijadikan pendorong issue dalam pembentukan desa tangguh bencana.
Dalam acara turut hadir Sekretaris BPBD Provinsi NTB bapak Najib SH. melalui sambutan yang sekaligus membuka acara tersebut, beliau atas nama pemerintah Provinsi NTB mengapresiasi setinggi-tingginya kegiatan ini. Hal ini karena kegiatan yang dilakukan sejalan dengan misi 1 NTB Gemilang yakni NTB Tangguh dan Mantap, serta program unggulan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana. Beliau mengatakan kehadiran fasilitator dalam kegiatan ini sangat penting sebagai penyambung antara masyarakat dan pemerintah serta untuk memberikan pemahaman terkait regulasi dan pengetahuan penanggulangan bencana kepada masyarakat. Konsep ini menurut beliau sangat dibutuhkan sebagai bagian dari keberlangsungan program pembangunan berbasis penanggulangan bencana di Nusa Tenggara Barat. Beliau berharap agar fasilitator yang dilatih nantinya akan menjadi role model yang dapat diadaptasi dalam kegiatan penanggulangan bencana terlebih dalam hal pembentukan Desa Tangguh Bencana.